1. Dodol Garut
Dodol
Garut merupakan salah satu komoditas yang telah
mampu mengangkat citra Kabupaten Garut sebagai
penghasil Dodol yang berkualitas tinggi dan
beraneka ragam jenis Dodol yang diproduksi. Dodol
Garut ini dikenal luas karena rasanya yang khas dan kelenturan
yang berbeda dari produk yang sejenis dari daerah lain.
Industri ini berkembang sejak tahun 1926, oleh seorang pengusaha yang bernama Ibu Karsinah dengan proses pembuatan yang sangat sederhana dan terus berkembang hingga saat ini, hal ini disebabkan karena :
- Memiliki cita rasa yang berbeda dan mampu bersaing dengan jenis dodol yang berasal dari daerah lain;
- Harganya terjangkau dan merupakan makanan yang sangat digemari oleh masyarakat;
- Proses pembuatannya sangat sederhana dan bahan bakunya mudah diperoleh;
- Tidak menggunakan bahan pengawet dan tambahan bahan makanan yang bersifat sintetis;
- Memiliki daya tahan cukup lama ( 3 bulan).
Komoditi ini mudah dikembangkan dengan memodifikasi
bahan baku utamanya yaitu dengan memanfaatkan bahan
lain buah waluh, kentang, kacang, pepaya, nenas,
sirsak dan lain-lain. Dekranasda juga membantu
pemasaran melalui pameran-pameran, perbaikan kualitas
produk maupun perbaikan desain kemasan melalui pelatihan-pelatihan.
2. Jeruk Garut
Sudah sejak lama, jeruk Garut telah popular dan menjadi trademark Kabupaten Garut. Oleh karena itu, sesuai dengan Perda No. 9 Tahun 1981, jeruk garut telah dijadikan sebagai komponen penyusun lambang daerah Kabupaten Garut. Selain sebagai buah ciri khas Kabupaten Garut, jeruk merupakan komoditas sub-sektor pertanian tanaman pangan yang mempunyai prospek cukup cerah dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi.
Citra
Kabupaten Garut sebagai sentra Produksi Jeruk di Jawa Barat khususnya
dan nasional pada umumnya, diperkuat melalui Surat Keputusan Menteri
Pertanian Nomor : 760/KPTS.240/6/99 tanggal 22 Juni 1999 tentang Jeruk
Garut yang telah ditetapkan sebagai Jeruk Varietas Unggul Nasional
dengan nama Jeruk Keprok Garut I. Penetapan tersebut pada dasarnya
menunjukkan bahwa Jeruk Garut merupakan salah satu komoditas pertanian
unggulan nasional yang perlu terus dipertahankan dan ditingkatkan
kualitas maupun kuantitas produksinya.
|
Sudah sejak lama, jeruk Garut telah popular dan menjadi trademark Kabupaten Garut. Oleh karena itu, sesuai dengan Perda No. 9 Tahun 1981, jeruk garut telah dijadikan sebagai komponen penyusun lambang daerah Kabupaten Garut. Selain sebagai buah ciri khas Kabupaten Garut, jeruk merupakan komoditas sub-sektor pertanian tanaman pangan yang mempunyai prospek cukup cerah dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi.
Sebagai komoditas unggulan khas daerah, Jeruk Garut mempunyai peluang tinggi untuk terus dikembangkan karena keunggulan komparatif dan kompetitifnya serta adanya peluang yang masih terbuka luas. Dengan berbagai usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksinya, Jeruk Garut akan mampu bersaing dengan produk sejenis baik pada tingkat l nasional seperti halnya Jeruk Medan, Jeruk Pontianak serta jeruk impor seperti Jeruk Mandarin dan Jeruk New Zealand.
3. Burayot
Burayot terbuat dari Gula merah dan tepung beras pilihan, bahan dan rasa
sama dengan makanan khas daerah lainnya yaitu "Ali Agrem", tapi karena
dibuat bundar keriput atau "ngaburayot" (kata orang Sunda) maka
dinamakanlah burayot. Makanan ini banyak diproduksi oleh masyarakat
Garut terutama Leles, karena bahannya mudah didapat dan rasanya yang
legit.
4. Ladu
Ladu dibuat dari beras ketan dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi
hidangan yang khas serta rasanya yang berbeda dengan makanan lainnya.
Pertama kali diperkanalkan oleh masyarakat Malangbong Garut.
5. Anggleng dan Wajit
Angleng dan wajit, sebenarnya sama dengan dodol Garut yang diproduksi
dari beras Ketan dan Gula merah. Bedanya adalah Dodol diolah menjadi
semacam karamel, sedangkan wajit tidak. Makanan ini diproduksi oleh
masyarakat di kabupaten Garut khususnya di Kecamatan Cihurip.
6. Kurupuk Kulit
Makanan ini berkembang seiring dengan banyaknya penyamakan kulit di
kabupaten Garut, karena pada proses penyamakan ada bagian dari bahan
baku kulit yang dibuang tidak diolah, maka dapat diproses menjadi
kerupuk kulit. Kerupuk kulit dan dorokdok Garut mempunyai citarasa yang
sangat khas. Produksi kerupuk kulit tersebar di Garut Kota, Tarogong dan
daerah lainnya.
7. Pindang Ikan
Penampilan ikan pindang Garut sama dengan ikan pindang di dearah
lainnya, hanya yang menjadikan berbeda adalah cara pengolahan yang
berbeda membuat ikan pindang Garut juga memiliki citarasa tersendiri
yang khas, dan itu membuat orang yang pernah merasakannya ketagihan.
Dapat diperoleh di berbagai tempat khususnya daerah Cikajang, Cisurupan,
dan Cihideung.
8. Sambel Cibiuk
Menurut sumber yang tersebar di masyarakat Kecamatan Cibiuk, bahwa resep
sambel Cibiuk dibawa dari Arab. Terlepas benar atau tidaknya, sambel
yang dibuat di kecamatan cibiuk ini mempunyai perbedaan dengan
sambal-sambal lainnya karena dibuat dari bahan: tomat hijau, serawung,
cabe rawit dan bumbu lainnya. Walaupun pedas tetapi tidak akan
menimbulkan panas pada perut yang menkonsumsinya. Karena terkenalnya,
maka sekarang restoran dengan menu sambel Cibiuk sudah ada di berbagai
kota besar khususnya Bandung dan Jakarta. Sambal Cibiuk mulanya hanya
disajikan bila ada tamu Istimewa atau Agung. Jaman dahulu sambal ini
hanya dapat dinikmati oleh masyarakat Cibiuk dan para pejabat saja,
tetapi seiring perkembangan peradaban maka sekarang dapat dinikmati oleh
seluruh kalangan. Rumah makan sambal Cibiuk yang ada saat ini di
Kecamatan Cibiuk adalah keturunan-keturunan langsung dari pemegang resep
Sambal Cibiuk yang khas. Akan tetapi untuk sekadar mengenal saja
seperti apa sambal Cibiuk, Anda dapat memesannya di berbagai rumah makan
di Garut Kota, Tarogong dan sekitarnya misalnya di Jl. OTISTA dan Jl.
Veteran
9. Ceprus
Makanan ini bisa diperoleh di Garut bagian Selatan. Ceprus adalah
singkong bakar panas dicelupkan pada gula merah yang telah dipanaskan
(kinca). Makanan ini tergolong langka karena hanya tersaji bila di
sentra gula merah asli dari pohon kawung (aren).
Pasar Ceplak adalah bagian dari denyut keramaian malam di kabupaten
Garut. Pasar ini mempunyai sejarah yang sangat panjang, hingga dapat
dikategorikan sebagai karakteristik kota dari kabupaten Garut. Pasar
Ceplak mulai buka setelah Ashar (Sekitar jam 16-17 WIB) di ruas jalan
Siliwangi yang terapit Jl. Cikuray dan Jl. Ciledug. Di tempat ini
berbagai makanan khas Garut dan daerah lain merangsang selera. Makanan
ringan sampai makanan berat, dijual dengan harga terjangkau serta
suasana "kekeluargaan" dan "kerakyatan". Nama Ceplak sendiri diambil
dari beradunya lidah dan langit-langit mulut bila seseorang sedang makan
hingga menimbulkan bunyi (dalam bahasa sunda "ceplak"). Puncak dari
keramaian Pasar Ceplak adalah pada saat bulan Rhamadhan, akhir pekan,
dan hari liburhttp://anggitgilang23.blogspot.co.id/2012/06/makanan-tradisional-khas-garut.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar